Nekat Konvoi, Para Pelajar Dihukum Bersihkan Material Pasir dan Batu Kerikil di Jalan Raya

Nekat Konvoi, Para Pelajar Dihukum Bersihkan Material Pasir dan Batu Kerikil di Jalan Raya

Tribratanewsmanggaraibarat.com-Labuan Bajo - Sebanyak delapan pelajar salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) di Manggarai Barat, NTT diamankan polisi saat berkonvoi dengan sepeda motor di jalan raya pada Sabtu (26/4/2025) lalu.

Selain seragam penuh dengan coretan cat semprot dan spidol, para pelajar ini juga mengendarai sepeda motor pretelan dengan knalpot brong.

Konvoi delapan pelajar SMK tersebut bukan untuk merayakan kelulusan, namun baru selesai melaksanakan ujian akhir sekolah (UAS).

Aksi ini disikapi tegas oleh Satuan Samapta Polres Manggarai Barat dengan membubarkan paksa konvoi yang meresahkan warga itu.

"Warga sekitar yang melihat aksi ini menjadi resah dan melaporkan ke petugas kepolisian yang sedang berpatroli di daerah itu," kata Kapolres Mabar, AKBP Christian Kadang, S.I.K., Selasa (28/4) pagi.

Polisi pun mengamankan enam unit sepeda motor, dua diantaranya tidak memenuhi standart dan berknalpot tidak sesuai spesifikasi teknis (spektek) atau brong.

"Ada delapan pelajar yang kami amankan saat berkonvoi. Mereka mengendarai motor tidak standar dan berknalpot racing. Konvoi pelajar memang kami larang," sebutnya.

Menurut Kapolres Mabar, delapan pelajar ini diamankan saat berkonvoi di ruas Jalan Trans Labuan Bajo - Ruteng tepatnya di Desa Nggorang, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat.

Setelah didata oleh petugas, para pelajar nakal ini dihukum untuk membersihkan material pasir dan batu kerikil yang menutupi badan jalan di Perempat Waemata dan Pertigaan Pantai Pede, Labuan Bajo, Manggarai Barat.

"Sanksi ini biar ada efek jera bagi mereka. Setelah itu mereka kami pulangkan, untuk motornya biar dilengkapi dulu baru boleh dibawa pulang," ungkapnya.

Ia menjelaskan saat melakukan pembersihan jalan tersebut, para pelajar itu juga dibantu anggota Polres Manggarai Barat.

"Kegiatan ini secara tidak langsung memberikan edukasi kepada mereka tentang budaya gotong royong dan keselamatan berlalu lintas," jelas Alumni Akpol angkatan 2006 itu.

Lanjut AKBP Christian, keberadaan pasir dan batu kerikil dapat menyebabkan daya cengkram ban di aspal menjadi tidak berfungsi (slip).

Kondisi tersebut, jika dibiarkan maka bisa membuat membuat akses jalan terganggu dan membahayakan para pengguna jalan di Kota Pariwisata Super Premium itu.

"Kecelakaan di jalan raya bukan hanya karena human error saja, akan tetapi keberadaan pasir dan kerikil yang seperti ini (berada di badan jalan) juga bisa jadi penyebabnya. Untuk itu, sebelum kejadian harus sudah diantisipasi," ujarnya.

Selain itu, dirinya pun mengimbau kepada seluruh pelajar, agar merayakan kegembiraan pasca ujian UAS sebaiknya dilakukan dengan berkegiatan yang positif.

"Rayakan dengan kegiatan positif, bukan malah turun ke jalan untuk konvoi ataupun ugal-ugalan di jalan raya yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain," tutur Mantan Danyon A Resimen III Pasukan Pelopor Korbrimob Polri itu.**#